Jumat, 16 November 2012



kesedihan membawa kebahagiaan


Di mulai dari hari minggu yang cerah dengan sinar matahari yang bersinar cerah menyinari pagi hari ini dan cahayanya masuk ke kamarku hingga ku terbangun dari mimpiku sangat indah *derrt..derrt.derrt* getaran hp terdengar dari atas meja yang penuh dengan foto-foto artis korea, SUJU!! Aku sangat mengidolakan super junior dan semenjak aku menyukai mereka sebelum tidur aku selalu memandangi wajah-wajah mereka yang sangat tampan nan rupawan. Karena terlalu banyak foto-foto yang berada disana aku sulit mencari hp miniku dengan mata yang masih sayup-sayup menahan rasa kantuk. Hp mini itu pun sekarang ada ditanganku dan ternyataaaa... operator kartu*teet* itu sangat memberikan harapan palsu buatku.

Tiba-tiba *tok..tok..tok..* ketukan pintu terdengar tapi aku tidak menghiraukannya, dan tiba-tiba teriakan pun terdengar keras dari luar pintu “nisaa!! Kamu kan mau pesantren jam segini masih belum mandi?! Cepat mandi sana!” tiba-tiba aku terdiam... YaAllah aku lupa kalau hari ini sekolah mengadakan pesantren ramadhan dan sekarang aku msih terbaring santai diatas kasur sambil memikirkan mimpi saat ku tidur tadi oh noooo.. aku melempar guling kesayanganku dan langsung lari ke kamar mandi. Pakaian muslim? sudah, buku pesantren? sudah, al-quran? sudah, telekung? Sudah. Oke berangkat kesekolah, selama diperjalanan aku memikirkan apakah yang akan terjadi nanti, aku telat dan sekarang perjalanan masih panjang. Aku berdoa ”yaAllah semoga sampai disekolah aku tidak mendapat hukuman, dan apabila aku dapat hukuman aku diberi hukuman oleh akhi rama” aku berdoa sambil senyum-senyum sendiri di dalam mobil. Akhi rama adalah salah satu senior yang ada di sekolah ku dengan kepintaran dan suara emas yang dimilikinya.

*tiba disekolah* aku berjalan memasuki pagar dan hati sedikit lega karena tidak ada guru yang menjaga, ku masuki koridor kelas dan ternyata diluar aula sekolah masih ada anak-anak kelas X yang berhamburan. Huh alhamdulilllah YaAllah. aku pun mencari teman-teman ku untuk memasuki aula karena aku masih malu untuk memasuki aula sendirian, dan disaat aku berkeliling mencari teman-teman ku aku melihat akhi Rama yang aku kagumi berjalan ke arah ku, dan disaat itu juga jantung ku berdetak kencang, dada terasa sesak dan aku menjadi salah tingkah, aku hanya menunduk dan menahan rasa gugup dan tiba-tiba... “dek, kenapa belum masuk aula? Yang lain sudah mau masuk semua tuh?” aku terkejut mengangkat kepalaku dan terdiam sambil menatap matanya, dan aku tersadar setelah dia berkata “dek? Ada yang salah dengan wajah kakak?” aku pun tersadar dan sangat malu saat itu “mm.. ah ti..dak kak tidak ada apa-apa, permisi kak” jawabku sambil pergi meninggalkan dia “hei dek, mau kemana lagi? Cepat masuk yang lain sudah masuk semua tuh” tanpa menoleh kebelakang lagi aku langsung berlari menjauh dari dia tanpa menghiraukan perkataannya tadi. Aku tidak tahu harus pergi kemana karena di lapangan memang tidak ada lagi orang-orang. Aku pun dengan terpaksa memasuki aula dengan wajah menunduk dan mencoba mencari temanku, untungnya baru masuk aula mereka telah memanggilku. Aku pun menghampiri mereka denngan raut muka tidak mengenakan dan wajah masih menunduk. “ada apa kau ini nisa?” tanya salah seorang temanku. Aku hanya bisa terdiam, “apa ada masalah yang menimpamu? Coba ceritakan kepada kami, mungkin saja kami bisa membantu” aku pun mencoba menceritakan kejadian memalukan saat bertemu kak Rama tadi. Mereka malah



mengejekku “bodohnya dirimu kenapa kamu bisa terpaku menatap matanya seperti ituuu, dan kamu malah pergi begitu saja” aku terdiam sesaat “aku.. aku kan tidak tahu kalau dia akan menyapaku dan itu membuatku spontan menatap matanya, aaaa aku maluuu sangat maluuu.” Teriakku histeris dan tiba-tiba semua mata tertuju kepadaku aku terdiam kembali dan suasana menjadi hening. “hhh percuma saja bercerita kepada mereka bukannya membantu malah mengejekku” gumalku dlam hati. Setelah selesai kegiatan pesantren hari itu aku sedang menunggu papaku menjemput dan saat aku menunggu di pos satpam sekolah, dia lewat di depan ku spontan aku langsung balik badan dan tiba-tiba terdengar suara “dek, belum dijemput?” ohnooo dia menyapa ku lagii aku harus bagaimana aku harus bilang apa aku gugup aku malu tapi aku senang ahh aku bingung. Mungkin karena aku terlalu lama berfikir dia kembali menegur ku “dek? Kenapa tidak menjawab pertanyaan kakak tadi?” aku langsung balik badan dan “eh em iya kak iya” jawab ku gugup “oh okedeh. Eh kenapa tadi pagi tingkah adek aneh begitu ?” tanyanya dengan raut muka yang penasaran “ti.. tidak apa-apa kak nisa hanya terburu-buru tadi ingin ke kamar kecil.” Jawabku. “oh kakak kira ada yang salah dengan pertanyaan kakak, kalau begitu kakak duluan ya” dia mengakhiri percakapan kami. Dan tinggallah aku seorang diri hingga akhirnya aku dijemput. Sesampai dirumah aku menaruh tas ku di kasur dan langsung berbaring ke kasur kesayanganku dan memikirkan hal-hal aneh yang tak terduka di sekolah tadi. Aku senyum-senyum sendiri dan kesal juga aku rasakan karena kenapa aku harus gugup didepan dia padahalkan itu saat yang pas untuk aku mendekatkan diri dengan orang yang aku kagumi.
           
Hari demi hari pesantren ramadhan terlewati dan aku dengan akhi rama terlihat semakin dekat kami pun sering mengobrol berdua dengan asiknya tanpa memikirkan perasaan malu ku dahulu, entah mengapa aku sudah merasa akrab dan nyaman bercerita, bercanda, dan bertukar fikiran dengan dia hingga akhirnya perasaan mengagumi berubah menjadi perasaan suka. Tapii saat itu aku mulai berfikir “apakah mungkin aku dapat mendekatinya lebih mendalam lagi? Apakah perasaan yang aku rasakan ini sama dirasakan juga sama dia? Ataukan selama ini dia hanya menganggapku sebagai adik kelas tidak lebih?” pertanyaan demi pertanyaan terlintas difikiranku, tidak tahu mengapa tiba-tiba aku bisa memikirkan hal ini hingga akhirnya aku membuat suatu prinsip “jika kau mempuyai mimpi berusahalah untuk mengejar mimpi mu itu teruslah berusaha dan berdoa dan jangan pernah menyerah begitu saja”  sejak saat aku selalu memikirkannya candanya tawanya selalu membuatku ingin selalu bercerita dengannya. Tetapi tiba-tiba gosip datang kalau akhi Rama sedang dekat dengan wanita lain dan saat itu juga dadaku sesak dan saat itu juga aku tidak percaya kalau ini akan terjadi, setelah apa yang kami berdua lakukan tertawa, sedih,  mengejek, menghibur semua telah terjadi diantara kami tapi tiba-tiba saja gosip yang datang itu menghancurkan semua harapanku, harapan yang aku inginkan terjadi suatu saat nanti sejak saat itu aku mulai putus asa dan aku tidak yakin bahwa prinsipku itu benar. Aku bertekat untuk menjauhinya dan tidak akan menganggu kedekatannya dengan wanita itu, tetapi tidak tahu mengapa setelah aku putus asa dan aku ingin menjauh darinya dia datang kepadaku dan mendekatiku seolah-olah tidak ada satupun






masalah yang terjadi antara kami berdua. Aku mencoba menahandiri untuk tidak menyukai dia lagi dan tidak mengharapkannya lagi, hingga akhirnya dia bertanya kepada ku apa yang terjadi dengan ku belakangan ini. Mengapa aku tiba-tiba berubah dan menjauhi dirinya, tanpa berfikir panjang aku menjawab pertanyaannya “nisa menjauhi kakak karena nisa telah mendapatkan berita jika kakak dekat dengan wanita dan sejak saat itu juga nisa tidak mau lagi terlalu dekat dengan kakak karena nisa tidak mau mengganggu hubungan kakak dan wanita itu” jawabku sambil tersenyum memaksa. Dan dia langsung berkata “jujur sebenernya wanita yang sebenarnya dalam gosip itu adalah seseorang yang pada saat mendengar berita itu menjauhi kakak dan pada saat itu juga dia membuat suatu keputusan yang sebenarnya tidak dia inginkan” aku terdiam dan berfikir “apakah itu diriku? Apa yang dia katakan sama seperti apa yang aku lakukan kepada dia akhir-akhir ini dan sebenarnya niatku untuk menjauhi dia karena terpaksa dan sebenarnya aku tidak menginginkan untuk menjauhinya” fikirku dalam hati, dan saat itu juga aku berdoa “YaAllah jika memang benar yang dia maksud adalah diriku tolong tunjukan sekarang dan apabila aku telah salah menyimpulkan tolong buat aku hilangkan perasaan suka ini pada diriku.” Saat itu aku hanya bisa terdiam dan terpaku pada bunga mawar yang ada di taman sekolah. Tiba-tiba dia pergi ke arah bunga mawar yang aku lihat tadi dan dia memberiku bunga mawar itu sambil berkata “dia adalah dirimu yang selama ini telah membuatku lupa akan segalanya dan aku melupakan jika masih ada wanita lain yang ada disini tapi entah mengapa aku hanya nyaman jika bersamamu. Maukah kamu berhubungan lebih dekat bersamaku?” dengan raut muka penuh harapan. Aku terdiam sejenak sambil menatap bunga mawar yang ada ditangannya. Ku pejamkan mataku dan mengambil mawar itu dan berkata “nisa mau berhubungan lebih dekat dengan kakak” dengan wajah memerah aku menjawab pertanyaannya. Hingga akhirnya kami menjalani hubungan yang tidak disangka akan terjadi dan disaat itu juga aku menyimpulkan “ketika suatu harapan kalian tidak tercapai percayalah Allah pasti mempunyai rencana yang lebih indah dari yang kau harapkan.” Karena itu telah terjadi pada diriku, ternyata dia tidak hanya menyukai diriku tetapi juga menyayangiku, dia tak hanya menjadi orang yang kukagumi tetapi sekarang menjadi orang yang ku cintai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar