kesedihan membawa kebahagiaan
Di mulai dari hari minggu yang cerah dengan sinar
matahari yang bersinar cerah menyinari pagi hari ini dan cahayanya masuk ke
kamarku hingga ku terbangun dari mimpiku sangat indah *derrt..derrt.derrt* getaran hp terdengar dari atas meja yang penuh
dengan foto-foto artis korea, SUJU!! Aku sangat mengidolakan super junior dan
semenjak aku menyukai mereka sebelum tidur aku selalu memandangi wajah-wajah
mereka yang sangat tampan nan rupawan. Karena terlalu banyak foto-foto yang
berada disana aku sulit mencari hp miniku dengan mata yang masih sayup-sayup
menahan rasa kantuk. Hp mini itu pun sekarang ada ditanganku dan ternyataaaa...
operator kartu*teet* itu sangat memberikan harapan palsu buatku.
Tiba-tiba *tok..tok..tok..*
ketukan pintu terdengar tapi aku tidak menghiraukannya, dan tiba-tiba teriakan
pun terdengar keras dari luar pintu “nisaa!! Kamu kan mau pesantren jam segini
masih belum mandi?! Cepat mandi sana!” tiba-tiba aku terdiam... YaAllah aku
lupa kalau hari ini sekolah mengadakan pesantren ramadhan dan sekarang aku msih
terbaring santai diatas kasur sambil memikirkan mimpi saat ku tidur tadi oh
noooo.. aku melempar guling kesayanganku dan langsung lari ke kamar mandi.
Pakaian muslim? sudah, buku pesantren? sudah, al-quran? sudah, telekung? Sudah.
Oke berangkat kesekolah, selama diperjalanan aku memikirkan apakah yang akan
terjadi nanti, aku telat dan sekarang perjalanan masih panjang. Aku berdoa
”yaAllah semoga sampai disekolah aku tidak mendapat hukuman, dan apabila aku
dapat hukuman aku diberi hukuman oleh akhi rama” aku berdoa sambil
senyum-senyum sendiri di dalam mobil. Akhi rama adalah salah satu senior yang
ada di sekolah ku dengan kepintaran dan suara emas yang dimilikinya.
*tiba disekolah* aku
berjalan memasuki pagar dan hati sedikit lega karena tidak ada guru yang
menjaga, ku masuki koridor kelas dan ternyata diluar aula sekolah masih ada
anak-anak kelas X yang berhamburan. Huh alhamdulilllah YaAllah. aku pun mencari
teman-teman ku untuk memasuki aula karena aku masih malu untuk memasuki aula
sendirian, dan disaat aku berkeliling mencari teman-teman ku aku melihat akhi
Rama yang aku kagumi berjalan ke arah ku, dan disaat itu juga jantung ku
berdetak kencang, dada terasa sesak dan aku menjadi salah tingkah, aku hanya menunduk
dan menahan rasa gugup dan tiba-tiba... “dek, kenapa belum masuk aula? Yang
lain sudah mau masuk semua tuh?” aku terkejut mengangkat kepalaku dan terdiam
sambil menatap matanya, dan aku tersadar setelah dia berkata “dek? Ada yang
salah dengan wajah kakak?” aku pun tersadar dan sangat malu saat itu “mm.. ah
ti..dak kak tidak ada apa-apa, permisi kak” jawabku sambil pergi meninggalkan
dia “hei dek, mau kemana lagi? Cepat masuk yang lain sudah masuk semua tuh”
tanpa menoleh kebelakang lagi aku langsung berlari menjauh dari dia tanpa
menghiraukan perkataannya tadi. Aku tidak tahu harus pergi kemana karena di
lapangan memang tidak ada lagi orang-orang. Aku pun dengan terpaksa memasuki
aula dengan wajah menunduk dan mencoba mencari temanku, untungnya baru masuk
aula mereka telah memanggilku. Aku pun menghampiri mereka denngan raut muka
tidak mengenakan dan wajah masih menunduk. “ada apa kau ini nisa?” tanya salah
seorang temanku. Aku hanya bisa terdiam, “apa ada masalah yang menimpamu? Coba
ceritakan kepada kami, mungkin saja kami bisa membantu” aku pun mencoba
menceritakan kejadian memalukan saat bertemu kak Rama tadi. Mereka malah
mengejekku “bodohnya dirimu kenapa kamu bisa
terpaku menatap matanya seperti ituuu, dan kamu malah pergi begitu saja” aku
terdiam sesaat “aku.. aku kan tidak tahu kalau dia akan menyapaku dan itu membuatku
spontan menatap matanya, aaaa aku maluuu sangat maluuu.” Teriakku histeris dan
tiba-tiba semua mata tertuju kepadaku aku terdiam kembali dan suasana menjadi
hening. “hhh percuma saja bercerita kepada mereka bukannya membantu malah
mengejekku” gumalku dlam hati. Setelah selesai kegiatan pesantren hari itu aku
sedang menunggu papaku menjemput dan saat aku menunggu di pos satpam sekolah,
dia lewat di depan ku spontan aku langsung balik badan dan tiba-tiba terdengar
suara “dek, belum dijemput?” ohnooo dia menyapa ku lagii aku harus bagaimana
aku harus bilang apa aku gugup aku malu tapi aku senang ahh aku bingung.
Mungkin karena aku terlalu lama berfikir dia kembali menegur ku “dek? Kenapa
tidak menjawab pertanyaan kakak tadi?” aku langsung balik badan dan “eh em iya
kak iya” jawab ku gugup “oh okedeh. Eh kenapa tadi pagi tingkah adek aneh
begitu ?” tanyanya dengan raut muka yang penasaran “ti.. tidak apa-apa kak nisa
hanya terburu-buru tadi ingin ke kamar kecil.” Jawabku. “oh kakak kira ada yang
salah dengan pertanyaan kakak, kalau begitu kakak duluan ya” dia mengakhiri
percakapan kami. Dan tinggallah aku seorang diri hingga akhirnya aku dijemput. Sesampai
dirumah aku menaruh tas ku di kasur dan langsung berbaring ke kasur
kesayanganku dan memikirkan hal-hal aneh yang tak terduka di sekolah tadi. Aku
senyum-senyum sendiri dan kesal juga aku rasakan karena kenapa aku harus gugup
didepan dia padahalkan itu saat yang pas untuk aku mendekatkan diri dengan
orang yang aku kagumi.
Hari demi hari pesantren
ramadhan terlewati dan aku dengan akhi rama terlihat semakin dekat kami pun
sering mengobrol berdua dengan asiknya tanpa memikirkan perasaan malu ku
dahulu, entah mengapa aku sudah merasa akrab dan nyaman bercerita, bercanda,
dan bertukar fikiran dengan dia hingga akhirnya perasaan mengagumi berubah
menjadi perasaan suka. Tapii saat itu aku mulai berfikir “apakah mungkin aku
dapat mendekatinya lebih mendalam lagi? Apakah perasaan yang aku rasakan ini
sama dirasakan juga sama dia? Ataukan selama ini dia hanya menganggapku sebagai
adik kelas tidak lebih?” pertanyaan demi pertanyaan terlintas difikiranku,
tidak tahu mengapa tiba-tiba aku bisa memikirkan hal ini hingga akhirnya aku
membuat suatu prinsip “jika kau mempuyai mimpi berusahalah untuk mengejar mimpi
mu itu teruslah berusaha dan berdoa dan jangan pernah menyerah begitu saja” sejak saat aku selalu memikirkannya candanya
tawanya selalu membuatku ingin selalu bercerita dengannya. Tetapi tiba-tiba
gosip datang kalau akhi Rama sedang dekat dengan wanita lain dan saat itu juga
dadaku sesak dan saat itu juga aku tidak percaya kalau ini akan terjadi,
setelah apa yang kami berdua lakukan tertawa, sedih, mengejek, menghibur semua telah terjadi
diantara kami tapi tiba-tiba saja gosip yang datang itu menghancurkan semua
harapanku, harapan yang aku inginkan terjadi suatu saat nanti sejak saat itu
aku mulai putus asa dan aku tidak yakin bahwa prinsipku itu benar. Aku bertekat
untuk menjauhinya dan tidak akan menganggu kedekatannya dengan wanita itu,
tetapi tidak tahu mengapa setelah aku putus asa dan aku ingin menjauh darinya
dia datang kepadaku dan mendekatiku seolah-olah tidak ada satupun
masalah yang terjadi antara kami berdua. Aku
mencoba menahandiri untuk tidak menyukai dia lagi dan tidak mengharapkannya
lagi, hingga akhirnya dia bertanya kepada ku apa yang terjadi dengan ku
belakangan ini. Mengapa aku tiba-tiba berubah dan menjauhi dirinya, tanpa
berfikir panjang aku menjawab pertanyaannya “nisa menjauhi kakak karena nisa
telah mendapatkan berita jika kakak dekat dengan wanita dan sejak saat itu juga
nisa tidak mau lagi terlalu dekat dengan kakak karena nisa tidak mau mengganggu
hubungan kakak dan wanita itu” jawabku sambil tersenyum memaksa. Dan dia
langsung berkata “jujur sebenernya wanita yang sebenarnya dalam gosip itu
adalah seseorang yang pada saat mendengar berita itu menjauhi kakak dan pada saat
itu juga dia membuat suatu keputusan yang sebenarnya tidak dia inginkan” aku
terdiam dan berfikir “apakah itu diriku? Apa yang dia katakan sama seperti apa
yang aku lakukan kepada dia akhir-akhir ini dan sebenarnya niatku untuk
menjauhi dia karena terpaksa dan sebenarnya aku tidak menginginkan untuk
menjauhinya” fikirku dalam hati, dan saat itu juga aku berdoa “YaAllah jika
memang benar yang dia maksud adalah diriku tolong tunjukan sekarang dan apabila
aku telah salah menyimpulkan tolong buat aku hilangkan perasaan suka ini pada
diriku.” Saat itu aku hanya bisa terdiam dan terpaku pada bunga mawar yang ada
di taman sekolah. Tiba-tiba dia pergi ke arah bunga mawar yang aku lihat tadi
dan dia memberiku bunga mawar itu sambil berkata “dia adalah dirimu yang selama
ini telah membuatku lupa akan segalanya dan aku melupakan jika masih ada wanita
lain yang ada disini tapi entah mengapa aku hanya nyaman jika bersamamu. Maukah
kamu berhubungan lebih dekat bersamaku?” dengan raut muka penuh harapan. Aku
terdiam sejenak sambil menatap bunga mawar yang ada ditangannya. Ku pejamkan
mataku dan mengambil mawar itu dan berkata “nisa mau berhubungan lebih dekat
dengan kakak” dengan wajah memerah aku menjawab pertanyaannya. Hingga akhirnya
kami menjalani hubungan yang tidak disangka akan terjadi dan disaat itu juga
aku menyimpulkan “ketika suatu harapan kalian tidak tercapai percayalah Allah
pasti mempunyai rencana yang lebih indah dari yang kau harapkan.” Karena itu
telah terjadi pada diriku, ternyata dia tidak hanya menyukai diriku tetapi juga
menyayangiku, dia tak hanya menjadi orang yang kukagumi tetapi sekarang menjadi
orang yang ku cintai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar